SIGAPNEWS.CO.ID | JAKARTA (6/6) - Muhammadiyah mengalihkan dananya dari Bank Syariah Indonesia (BSI). Sebagai ormas kedua terbesar di Indonesia, pengalihan dana itu bisa menimbulkan kekurangpercayaan nasabah terhadap BSI.

Peringatan tersebut disampaikan Anggota Komisi VI DPR RI Singgih Januratmoko. Menurutnya, meskipun PP Muhammadiyah beralasan, agar dananya tidak terkonsentrasi pada BSI namun secara tersirat ormas Islam tersebut mempertanyakan komitmen BSI terhadap UMKM. 

“Mendapatkan info bahwa Muhammadiyah menilai BSI perlu memberi perhatian lebih kepada UMKM, saya rasa ini menjadi perhatian direksi BSI. Usulan PP Muhammadiyah tersebut sangat penting, agar perbankan syariah juga pro-UMKM,” tegas Singgih. 

Selain itu, Singgih juga mengingatkan pentingnya para direksi mengevaluasi kinerjanya. Pasalnya usai Lockbit berhasil merusak infrastruktur IT, yang membuat nasabah BSI kesulitan bertransaksi, kini PP Muhammadiyah mengalihkan dananya ke bank-bank syariah lainnya.

“Saya meyakini, penarikan dana ini merupakan bentuk kekecewaan PP Muhammadiyah terhadap BSI,” ujarnya. 

Singgih meminta BSI berupaya keras menjaga kepercayaan masyarakat, sebagai bank yang melayani umat. Menurutnya BSI harus memberikan layanan yang sesuai dengan prinsip syariah, sekaligus  tetapi andal dan efisien. Gangguan layanan yang pernah terjadi menunjukkan adanya kelemahan dalam manajemen operasional dan infrastruktur IT yang harus segera ditangani.

Sebagai konsorsium bank-bank BUMN, Singgih mengingatkan tugas BSI tidak hanya mencetak laba. Tapi memiliki tanggung jawab turut menyejahterakan masyarakat. Apalagi saat ini, kesadaran masyarakat untuk bertransaksi sesuai syariah sangat besar. 

Masyarakat menginginkan berkah dari kegiatan ekonomi mereka, sekaligus mendapatkan kenyamanan dan keamanan, serta saling menguntungkan.

“Ini yang membuat nasabah bukan umat Islam sekalipun tertarik untuk menabung di bank syariah,” pungkas Singgih.