Jaga Keutuhan Bangsa di Tahun Politik, Singgih Januratmoko Ingatkan 4 Pilar Kebangsaan Jaga Keutuhan
Singgih Januratmoko: Perbedaan Idiologi Harusnya Bisa Selesai Dengan “Empat Pilar Kebangsaan"

JatengNews | Sleman - Pengalaman dua Pemilu yang lalu, meruncingnya pertarungan wacana antara kubu nasionalis dan kelompok-kelompok keagamaan, membawa bangsa ini dalam keterbelahan. Pada Pemilu 2024, anggota DPR RI sekaligus politisi Golkar Singgih Januratmoko mengajak bangsa Indonesia berupaya menjauhi komunikasi politik populis.
“Politik identitas dan komunikasi politik populis, dua bentuk kampanye ini selalu menyalahkan pihak lain atas segala keterpurukan bangsa. Mereka menyerang pihak lain untuk meraih simpati massa. Ini sangat berbahaya bagi keutuhan bangsa,” ujar Singgih Januratmoko, usai sosialisasi “Empat Pilar Kebangsaan” di Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, pada Sabtu (18/3).
Singgih memaparkan, bangsa Indonesia lahir karena adanya konsensus para founding fathers. Mereka bukan hanya berasal dari suku dan agama yang berbeda-beda, tapi juga pemikiran mereka. Namun mereka memiliki kesepakatan untuk menjadi Pancasila sebagai falsafah dan ideologi bangsa.
“Dengan Pancasila yang tadinya berbeda-beda, lalu memiliki kesamaan tujuan dan cita-cita untuk mendirikan bangsa Indonesia,” tutur Singgih di hadapan seratusan warga.
Pancasila merupakan sumber dari segala sumber hukum, sementara UUD 1945 menempati hierarki tertinggi dalam hukum Indonesia.
“Untuk itu segala peraturan yang dibuat oleh pemerintah pusat hingga daerah, tidak boleh bertentangan dengan Pancasila,” ungkap Singgih.
Ia mengingatkan, consensus bangsa dalam rupa “Empat Pilar Kebangsaan” merupakan pemersatu sekaligus menjadi cita-cita pembangunan nasional. Ia berpandangan, jangan sampai di tahun politik dan pesta demokrasi lima tahunan, merusak nilai-nilai kebangsaan. Untuk itu, ia mengimbau masyarakat dan para elit politik berpegang teguh untuk menegakkan Pancasila, UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika, dan NKRI.
“Bila kita berpedoman pada empat hal itu, perbedaan pandangan politik dan perbedaan calon pemimpin tidak akan sampai memecah-belah bangsa. Perdebatan di ranah media sosial dan media massa pun, tidak akan menyentuh hal yang sensitive seperti agama dan kesukuan,” papar Singgih yang juga Ketua Umum Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat Indonesia (PINSAR).
Read more info "Singgih Januratmoko: Perbedaan Idiologi Harusnya Bisa Selesai Dengan “Empat Pilar Kebangsaan"" on the next page :
Editor :JatengNews
Source : JatengNews