Idul Adha Momentum Sejahterakan Peternak
Moment Idul Adha, Singgih Januratmoko Tebar 4 Ekor Sapi dan 30 Ekor Kambing di Seputaran Solo Raya

Anggota DPR RI Komisi VI Singgih Januratmoko, usai menyerahkan hewan kurban berupa empat sapi dan 30 kambing kepada masyarakat dan DPD Golkar kabupaten Surakarta, Klaten, Boyolali, Sukoharjo (seputaran Solo Raya)
JatengNews | Jakarta - Seluruh umat Islam di dunia merayakan Idul Adha, hari raya berkurban. Jutaan ternak yang laku selama Idul Adha, memiliki multiplayer effect atau efek pengganda yang signifikan bagi peternak.
Hal tersebut disampaikan Anggota DPR RI Komisi VI Singgih Januratmoko, usai menyerahkan hewan kurban berupa empat sapi dan 30 kambing kepada masyarakat dan DPD Golkar kabupaten Surakarta, Klaten, Boyolali, Sukoharjo (seputaran Solo Raya).
“Secara pribadi, kurban merupakan wujud ketakwaan hamba kepada Allah. Dimensi sosial dari kurban adalah saling memberi untuk memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa, sekaligus pemerataan kesejahteraan,” ujar Singgih Januratmoko, di Surakarta pada Kamis (29/6).
Singgih mengatakan, menurut data Institute for Demographic and Poverty Studies (IDEAS) menghitung potensi ekonomi dari kurban di Indonesia mencapai Rp24,3 triliun. Angka tersebut tentu membahagiakan para peternak sapi, kerbau, dan domba ataupun kambing.
Selain perputaran uang tersebut, Singgih menegaskan kurban mendatangkan efek berganda atau multiplayer effects, di antaranya pembagian daging kurban menjadi sesuatu yang bermanfaat untuk orang lain, “Berbagi dengan sesama tanpa memandang agama dan status sosial dapat membangun hubungan yang positif, karena bisa memberi tanpa pamrih dan bisa menerima dengan ikhlas. Berkurban merupakan cara memingkatkan kekuatan dan modal sosial yang luar biasa,” ungkapnya.
Sementara daging yang dibagikan dapat meningkatkan asupan gizi masyarakat, yang berguna mencegah stunting, “Idul Adha bisa menjadi momentum untuk mencegah stunting. Terlebih lagi saat ini pemerintah menjadikan pencegahan stunting sebagai program nasional,” tutur Singgih Januratmoko.
Ia menambahkan, kurban juga menjadi masa panen bagi peternak. Mereka mendapat keuntungan yang lebih tinggi dibanding hari-hari biasa. Ini menjadi pemerataan kesejahteraan, dan meningkatkan daya beli dan kemampuan untuk pemenuhan kebutuhan di kalangan peternak.
Singgih pun mengajak seluruh elemen bangsa, menjadikan Idul Adha sebagai pengingat untuk meningkatkan kesejahteraan peternak, “Mereka adalah bagian yang tidak terpisahkan dari program kedaulatan pangan,” ujarnya.
Peternak sapi, kambing, kerbau, dan unggas merupakan bagian dari program ketahanan dan kedaulatan pangan. Untuk itu pemerintah harus memperhatikan nasib mereka, “Kedaulatan pangan akan menyejahterakan para petani dan peternak. Daya beli mereka meningkat yang artinya kesejahteraan mereka juga meningkat, dan bangsa Indonesia pun terlindungi kedaulatannya,” tegas Singgih.
Untuk itu, perlu kebijakan yang komprehensif termasuk subsidi, insentif, dan perlindungan. Agar iklim usaha di bidang peternakan dan perunggasan memungkinkan produksi yang terserap pasar dengan baik, bahkan pemerintah membuka jalan untuk ekspor. Dengan demikian, nilai tawar bangsa Indonesia semakin tinggi di tengah krisis pangan dunia.
Editor :JatengNews
Source : JatengNews